SIRIENAM BELAS. 1. Pekerjaan SYAREAT = Dikatakan oleh Lidah dan dikerjakan oleh Hati. 2. Pekerjaa TAREKAT = Hati yang mengerjakan baik atau jahat. 3. Pekerjaan HAKEKAT = Nyawa yang mengerjakan baik atau jahat. 4. Pekerjaan MAKRIFAT = Rahasia yang mengerjakan baik atau jahat.
Iajuga harus khusuk di mana hati orang yang shalat benar-benar hadir kepada Allah. Inilah hakikat shalat. Syariat bagi kaum sufi menggabungkan 12 sifat keimanan: 1. Syahadat: fitrah atau posisi awal manusia, 2. Shalat: agama ( millah ), 3. Zakat: kesucian ( taharah ), 4. Puasa: perisai ( junnah ), 5.
OnBlogger since November 2009 Biasanya orang yang menguasai ilmu batin tersebut di identikan sebagai orang yang memiliki khodam pendamping yang mana tugas khodam ini adalah melaksanakan tugas dari pemiliknya, tidak lain adalah Hakekat puasa dalam ilmu gaib utamanya ilmu khodam adalah untuk mempermudah penyatuan khodam dengan pemilik ilmu Cara
HATIHATI MEMPELAJARI HAKIKAT MAKRIFAT. Ilmu ini memang sekarang tergolong langka, jarang sekali ada seorang guru yang mau mengajarkan ilmu ini kepada khalayak umum. selain juga sedikit orang yang memiliki kelebihan ilmu ini. saking langkanya ilmu ini maka banyak orang mencari dan akhirnya tersesat. Semula mengira bahwa ia akan mengajarkan ilmu
CARAHAKIKAT: AMARAN Dalam pengajian Ilmu Hakikat adalah dilarang sama sekali mendatangi dan juga pengetahuan ini di sampaikan kepada Ulama Syarii dan adalah di nasihatkan supaya bertanya, berguru dengan ahli hakikat lagi makrifat lagi Mursyid.Jangan sesekali kata sesat nescaya sesat itu akan balik pada diri sendiri yang mengata.!!!
Akhirakhir ini kata-kata " Makrifat" sering terdengar ditelinga kaum muslimin Indonesia, tingkatan ilmu ini seringkali dipahami dengan tingkatan ilmu yang paling tinggi. Lalu apasih sebenarnya makrifat itu ?. Syaikh Haji Ahmad Rifa'i memberikan penjelasan bahwa yang dimaksud dengan makrifat yaitu " Pemandenge ati tan kesamaran Ing Alloh dzat wajibul wujud tinemune, luweh sempurno ora
Syariatdan Hakikat. Syariat adalah wujud ketaatan salik kepada agama Allah dengan melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Syariah adalah sisi praktis dari ibadah dan muamalah dan perkara-perkara ubudiyah. Tempatnya adalah anggota luar dari tubuh. Yang mengkaji khusus ilmu syariah disebut fuqaha (ahli fiqih).
Khodamare well versed in dark and light arts Ilmu khodam Ilmu Khodam - the Occult Art of Acquiring dan Roh pembinaan Pegawai ILMU khodam - ITS TUJUAN Salah satu yang paling menarik okultisme seni dapat ditemukan dalam klenik Islam adalah apa yang praktisi lokal di Indonesia sebut "Ilmu Khodam" Kata ilmu (pron Ilmu hikmah Riyadoh Ismu Dzat Allah 11 Karena sebetulnya khodam hanyalah makhluk
Search Ilmu Khodam. Unlike the Djinn, they are always good and beings higher in spiritual power, can always overcome problems caused by evil Djinn Kami buatkan khodam khusus untuk anda dan 30 jenis keilmuan tersebut akan menjadi milik anda semuanya It will be bound to your soul and into your eternal service "kho-dum") or Khadam, an Arabic word as is "ilmu," may be translated as "servant They
DinamakanSYARI'AT = Menyembah Allah Ta'ala dengan perbuatan, mengerjakan apa yang diperintahkan dan meninggalkan apa yang dilarang oleh 23 Pecahan Syari'at, Tarikat, Hakikat Dan Ma'rifat Pengertian Syariat, Tarekat, Hakikat dan Makrifat; Pengertian Syariat, Tarekat, Hakikat dan Makrifat; Syariat, Tarekat, Hakikat dan Makrifat.
SJst. ุงูุดุฑูุนุฉ โ ุงูุทุฑููุฉ โ ุงูุญูููุฉ โ ุงูู
ุนุฑูุฉ Syariโah โ Thariqah โ Haqiqah โ Maโrifah Pendahuluan Empat istilah ini sangat populer di masyarakat tanah air. Tentunya hal ini menunjukkan keutamaan pengetahuan akan istilah-istilah tersebut. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas tema ini. Semoga Allah Swt. memberikan kemudahan. Baik dalam menjelaskan maupun memahaminya dengan baik. 1. Syariat Secara bahasa, syariat artinya jalan umum, jalan utama, jalan besar. Secara istilah, syariat artinya hukum Islam. Membicarakan masalah halal haram. Ada syariat ada fiqih. Keduanya biasa diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan istilah yang sama, yaitu hukum Islam. Padahal keduanya berbeda. Syariat itu dalilnya harus bersifat qathโi. Baik qathโi tsubut maupun qathโi dalalah. Sedangkan fiqih itu dalilnya tidak harus qathโi. Boleh zhanni. Baik zhanni tsubut maupun zhanni dalalah. Maka di sinilah fiqih itu menjadi lebih rumit daripada syariat. Lebih lanjut mengenai hal ini silakan baca pula Bagaimana Kita Membedakan Syariat dan Fiqih *** 2. Thariqat Secara bahasa, thariqah itu artinya jalan, metode, cara. Nama lainya adalah manhaj. Thariqah itu bentuk tunggal. Jamaknya adalah thariqat. Thariqah ini mirip dengan syariat. Hanya saja, thariqah itu bersifat khayali dan bathiniyah. Tidak terlihat secara kasat mata. Manhaj pun demikian. Sedangkan syariat lebih bermakna lahiriyah. Istilah thariqah ini biasa digunakan dalam dua makna. Pertama, biasa digunakan oleh kaum shufi. Thariqah diartikan sebagai jalan kebatinan yang akan mengantarkan pada suatu tujuan. Yaitu Allah Swt. Kedua, biasa digunakan oleh para akademisi di bidang pendidikan. Thariqah diartikan sebagai jalan untuk menyampaikan suatu ilmu. Dalam dunia tasawuf ada beberapa istilah utama, yaitu thariqah mursyid salik baiโat Thariqah adalah jalan yang hendak dilalui. Mursyid adalah orang yang menjadi penunjuk jalan itu. Salik adalah orang yang sedang dituntun dalam jalan itu. Baiโat adalah akad yang disepakati oleh mursyid dan salik. Di Indonesia berkembang banyak thariqah shufi. Dari yang besar sampai yang kecil. *** 3. Hakekat Secara bahasa, hakekat artinya inti dari sesuatu. Secara istilah, hakekat artinya tujuan utama dari ajaran agama Islam. Misalnya โ Shalat secara syariat merupakan gerakan dan bacaan tertentu sebagai rukun Islam yang kedua setelah syahadat. Namun hakekatnya adalah mengingat Allah. โ Zakat merupakan syariat juga. Hakekatnya adalah peduli kepada fakir-miskin. โ Puasa adalah syariat pula. Hakekatnya adalah pengendalian diri. Bukan hanya dari yang haram dan makruh. Namun juga dari yang halal atau mubah. โ Haji adalah syariat dengan melaksanakannya di Mekkah. Rukun Islam yang kelima. Hakekatnya adalah muktamar internasional umat Islam. *** 4. Makrifat Secara bahasa, makrifat artinya ilmu dan pengetahuan. Secara istilah, makrifat artinya memahami apa yang ada di balik yang zhahir. Mirip dengan hakekat. Hal ini berangkat dari adagium ู
ู ุนุฑู ููุณู ููุฏ ุนุฑู ุฑุจู โBarangsiapa telah mengenal dirinya sendiri, maka sesungguhnya dia telah mengenal Tuhannya.โ Artinya, barangsiapa ingin mengenal Allah dengan baik, hendaknya dia terlebih dahulu mengenali dirinya sendiri dengan baik. Sebaliknya, bila manusia gagal mengenali dirinya sendiri, maka dia pun tidak akan pernah mampu mengenali Allah dengan baik. *** Hubungan antara Syariat, Hakekat, Thariqat dan Makrifat Keempat istilah ini memiliki hubungan yang sangat kuat. Keempatnya merupakan satu kesatuan yang ada dalam diri seorang muslim yang benar. Hal ini sama dengan istilah muslim dan mukmin. Bila kedua istilah itu digunakan dalam waktu yang bersamaan, maka keduanya memiliki perbedaan. Bila kedua istilah itu digunakan dalam waktu yang berbeda, maka keduanya memiliki makna yang sama. Demikian pula halnya dengan keempat istilah ini. Bila keempat istilah itu disebutkan dalam waktu yang berbeda-beda, maka sesungguhnya keempatnya itu adalah sama. Ibaratnya sebuah kelapa, maka Syariat adalah sabutnya. Thariqat adalah batoknya. Hakekat adalah dagingnya. Makrifat adalah airnya. Keempatnya merupakan satu kesatuan. Tidak ada satu pun buah kelapa yang tidak memiliki keempat unsur tersebut. Kecuali buah kelapa itu telah rusak, cacat, atau dimakan hama. Ibaratnya pohon, maka Syariat adalah batang, cabang dan rantingnya. Thariqat adalah daunnya. Hakekat adalah akarnya. Makrifat adalah buahnya. Keempatnya saling menyangga, menghidupi dan bersinergi. Tidak ada cerita akar mengkafir-kafirkan batang daun membidโah-bidโahkan buah batang memfasik-fasikkan akar buah membodoh-bodohkan daun dan seterusnya. Justru keempatnya akan tumbuh dengan sangat serasi dan menghasilkan manfaat yang luar biasa bagi semesta. Penutup Demikian sedikit ringkasan mengenai keempat istilah yang amat populer di masyarakat Indonesia. Semoga ada manfaatnya. Allahu aโlam. _____________________ Bahan bacaan Artikel Syariโah, Haqiqah, Thariqah. Oleh Syeikh Abduh Hasan Rasyid al-Masyhadi.
ุงููุณูููุงูู
ู ุนูููููููู
ู ููุฑูุญูู
ูุฉู ุงูููู ููุจูุฑูููุงุชูู Assalamuโalaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh Puji Syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang telah memberikan Rahmat, Karunia, Taufik dan Hidayah-nya kepada kita semua sehingga kita masih dapat hidup di Dunia ini, serta semoga kita semua selalu mendapat Inayah dan Lindungan dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala. ุขู
ูููู ููุง ุฑูุจูู ุงูุนูุงููู
ููููู โAamiin ya Rabbal'alaminโ ... Shalawat, Salam serta Taslim kepada sang Revolusioner Dunia, Junjungan Alam Nabi Besar Sayyidina Maulana Muhammad Shallawlahu Alaihi Wasallam yang telah membimbing kita dari zaman Kegelapan dan Kebodohan menuju zaman Terang Benerang, sangat jelas perbedaan antara Hak dan Bathil serta penuh dengan Ilmu Pengetahuan seperti saat ini. Pada Artikel ini kami akan membahas tentang Ilmu Syari'at, Tarekat, Hakikat dan Makrifat. Sebelum masuk ke Materi marilah kita membaca Taawuz ุฃูุนููุฐู ุจูุงูููููู ู
ููู ุงูุดููููุทูุงูู ุงูุฑููุฌููู
ู โAโudzu billahi minasy syaithonir rojiimโ dan Basmalah ุจูุณูู
ู ุงูููู ุงูุฑููุญูู
ูฐูู ุงูุฑููุญูู
ู โBismillahirraahmanirrahiimโ Agar Bacaan yang dibaca menjadi Berkah dan Bermanfaat. ุขู
ูููู ููุง ุฑูุจูู ุงูุนูุงููู
ููููู โAamiin ya Rabbal'alaminโ ... Ilmu menurut bahasa diartikan dengan pengetahuan dan menurut pakar ushuluddin diartikan dengan pengetahuan yang sesuai dengan realita. Baik menurut bahasa maupun menurut pakar ushuluddin ilmu mempunyai arti yang sangat luas karena mencakup semua ilmu pengetahuan baik yang berhubungan dengan dunia maupun akhirat. Didalam Islam terdapat Empat Tingkatan Spiritual umum, yaitu Syari'at, Tariqah, Haqiqah, dan tingkatan keempat Ma'rifat yang merupakan tingkatan yang 'tak terlihat'. Tingkatan keempat dianggap merupakan inti dari wilayah hakikat, sebagai esensi dari seluruh tingkatan kedalaman Spiritual beragama tersebut. Penjelasan secara singkat, Syariat, Tarekat, Hakikat dan Makrifat adalah sebagai berikut 1. Syariโat Islam adalah ilmu tentang perintah dan larangan Allah yang harus disampaikan kepada para Nabi dan Rasul melalui jalan wahyu Wahyu Tasyriโ, baik yang langsung dari Allah maupun yang menggunakan perantaraan malaikat Jibril. Jadi semua wahyu yang diterima oleh para nabi semenjak Nabi Adam alaihissalam hingga nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wasallam adalah ilmu laduni termasuk yang diterima oleh Nabi Musa Alaihis Salam dari Nabi Khidir Alaihis Salam. Allah Swt, Berfirman tentang Khidhir โYang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.โ Al-Kahfi 65 Syariโat Islam merupakan hukum dan aturan Islam yang mengatur seluruh sendi kehidupan umat Muslim. Selain berisi hukum dan aturan, syariat Islam juga berisi penyelesaian masalah seluruh kehidupan ini. Maka oleh sebagian penganut Islam, syariat Islam merupakan panduan menyeluruh dan sempurna seluruh permasalahan hidup manusia dan kehidupan dunia ini 2. Tarekat berasal dari kata Thariqahโ yang artinya jalanโ. Jalan yang dimaksud di sini adalah jalan untuk menjadi orang bertaqwa, menjadi orang yang diredhoi Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Secara praktisnya tarekat adalah kumpulan amalan-amalan lahir dan batin yang bertujuan untuk membawa seseorang untuk menjadi orang bertaqwa. Menurut Al-Jurjani Ali bin Muhammad bin Ali 740-816 M, tarekat ialah metode khusus yang dipakai oleh salik Para Penempuh Jalan menuju Allah Taโala melalui tahapan-tahapan/Maqamat. Ada 2 macam tarekat yaitu Tarekat Wajib dan Tarekat Sunat. a. Tarekat Wajib, yaitu amalan-amalan wajib, baik fardhu ain dan fardhu kifayah yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim. tarekat wajib yang utama adalah mengamalkan rukun Islam. b. Tarekat Sunat, yaitu kumpulan amalan-amalan sunat dan mubah yang diarahkan sesuai dengan 5 Syarat ibadah untuk membuat pengamalnya menjadi orang bertaqwa. Tentu saja orang yang hendak mengamalkan tarekat sunnah hendaklah sudah mengamalkan tarekat wajib. Jadi tarekat sunnah ini adalah tambahan amalan-amalan di atas tarekat wajib. 3. Hakikat artinya i`tikad atau kepercayaan sejati Mengenai Tuhan, maka hakikat ini pekerjaan hati. Sehingga tidak ada yang dilihat didengar selain Allah, atau gerak dan diam itu diyakini dalam hati pada hakikatnya adalah kekuasaan Allah. Perkataan hakikat berasal dari kata โAl-Haqqโ yang artinya kebenaran. Karena itu, ilmu hakekat adalah ilmu untuk mencapai kebenaran. Menurut orang shufi hakikat itu baru akan didapat sesudah memperoleh maโrifat dan telah menjalani thareqat. Oleh karena itu, yang mula-mula mencari sesuatu dengan ilmunya Ilmu Yakin, kemudian baru sampai kepada keyakinan akal dan jiwa atau juga dinamakan ainul yakin maka baru sampai ke hakkul yakin Keyakinan yang Sebenarnya. Hakkul yakin hanya dapat dicapai di dalam fana, yaitu sesudah melalui dua tahap, ilmu yakin dan ainul yakin. Demikian apabila thareqat dijalankan dengan segenap kesungguhan dan setia memegang syaratnya akhirnya bertemu dengan hakikat. 4. Makrifat berasal dari kata. โAra Faโ yang artiยญnya mengenal. Menurut โImam Al-Ghozaliโ, arti pengenalan kepada Allah, Tuhan semesta alam, yaitu yang timbul karena musyahadah Penyaksian. Dari segi bahasa Makrifat berasal dari kata Ara fa, Yaโrifu, Irfan, Maโrifat yang artinya pengetahuan dan pengalaman. yaitu perpaduan dari syariat-tarikat-hakikat yang nantinya menuju kepada โMengenal Allah Subhanahu Wa Ta'ala, dan keilmuan Kunci Kode Alam Semesta yang termuat dalam Al-Qurโan serta mentaati Syariat Rasulullah Shallawlahu Alaihi Wasallam,โ Demikian Artikel mengenai Ilmu Syari'at, Tarekat, Hakikat dan Makrifat. Kita akhiri dengan mebaca Hamdallah ุงู ุงูุญูู
ูุฏู ูููููฐูู ุฑูุจูู ุงูุนูุงููู
ููููู โAlhamdulillahirabbil โAlaminโ.
๏ปฟHAJI DALAM PANDANGAN itu dilaksanakan didalam diri anda sendiri. Haji itu ada bersangkut paut dengan pergorbanan. Apakah pergertian korban yang sebenar2nya? Adakah Allah itu memandang pada binatang yang dikorbankan itu? Adakah Allah pandang pada nabi Ismail ketika dia disembelih oleh ayahnya sendiri? Pergertian korban itu ertinya ialah penyerahan. Penyerahan zat, sifat, af'al dan asma kembali kepada Allah Ta'ala. Jangan lagi di adakan sifat2 keakuan diri. Serahkan secara mutlak zahir dan batin kepada Allah. Semuanya menjadi milik yang mengatakan, apabila anda mengerjakan haji diMekah...anda diibaratkan seperti bayi yang suci dan bersih. Apakah pergertian suci dan bersih itu dan bagaimankah anda bisa mencapai kepada tahap tersebut?Apabila anda telah kembalikan zahir dan batin kepada Allah, maka anda itu berada didalam keadaan fitrah. Fitrah itu ertinya semula jadi bersih dan suci. Tidak kah anda menjadi bersih dan suci apabila segala2nya menjadi milik Allah? Tiada lagi yang dikatakan milik kita. Di sini juga anda telah pun kembalikan amanah dan rahsia kepada tuan yang empunya rahsia dan amanah iaitu Allah swt..Renung2kanlah......Apakah pegertian Ka'abah atau Baitullah didalam pandangan Hakikaton?Ka'abah atau Baitullah di Mekah itu ada lah satu kiasan atau tanda bagi umat Islam diseluruh atau Baitullah itu ertinya rumah Allah. Yang dikatakan rumah Allah itu adalah tempat hakikatnya,Baitullah itu berada didalam Qalbu orang2 mukmin. Untuk mendapatkan Baitullah, anda wajib mengenali Qalbu orang2 mukmin itu adalah mereka2 yang beriman iaitu percaya bahawa yg wujud dan maujud itu hanya Allah. Orang2 mukmin itu adalah mereka2 yang telah membuat penyerahan secara total kepada Allah sehingga tidak lagi terlihat adanya itu pula adalah Roh. Roh itu lah raja yang memerintah jasad mengikut apa yang tertulis dikitab Luhul Mahfuz. Roh itu lah yang menghidupkan jasad bagi menyatakan Hayat iaitu sebenar2nya wujud dan maujud itu lah yg dikatakan diri yg sebenar2nya diri. Roh dari Nur Muhammad dan Nur Muhammad itu dari Nurullah. Pada hakikatnya....ROH ITU LAH YANG DIKATAKAN BAITULLAH iaitu rumah Allah. Roh itu bukan Allah tapi tak lain dari Allah itu pegertian Ka'abah atau Baitullah didalam pandangan Hakikaton?Ka'abah atau Baitullah di Mekah itu ada lah satu kiasan atau tanda bagi umat Islam diseluruh atau Baitullah itu ertinya rumah Allah. Yang dikatakan rumah Allah itu adalah tempat hakikatnya,Baitullah itu berada didalam Qalbu orang2 mukmin. Untuk mendapatkan Baitullah, anda wajib mengenali Qalbu orang2 mukmin itu adalah mereka2 yang beriman iaitu percaya bahawa yg wujud dan maujud itu hanya Allah. Orang2 mukmin itu adalah mereka2 yang telah membuat penyerahan secara total kepada Allah sehingga tidak lagi terlihat adanya itu pula adalah Roh. Roh itu lah raja yang memerintah jasad mengikut apa yang tertulis dikitab Luhul Mahfuz. Roh itu lah yang menghidupkan jasad bagi menyatakan Hayat iaitu sebenar2nya wujud dan maujud itu lah yg dikatakan diri yg sebenar2nya diri. Roh dari Nur Muhammad dan Nur Muhammad itu dari Nurullah. Pada hakikatnya....ROH ITU LAH YANG DIKATAKAN BAITULLAH iaitu rumah Allah. Roh itu bukan Allah tapi tak lain dari Allah itu Tawaf pada pandangan itu adalah pekerjaan mengelilingi Ka'abah sebanyak 7 kali kali pusingan itu ertinya 7 sifat ma'ani iaitu Melihat, Mendengar, Berqalam, Ilmu, Hayat, Kudrat dan Iradat. 7 sifat2 ini hendak lah dikembalikan pada yang empunya sifat. Jangan lagi mengaku dan memakai sifat yg bukan milik kamu. Kamu itu pada hakikatnya tidak ada daya dan upaya. Kesemua sifat2 ma'ani itu kepunyaan Allah swt. Sifat2 ini bagi menyatakan yang Allah itu maha berkuasa. Insan itu adalah rahsia Allah dan semua sifat2nya itu tidak lain dari Allah juga.[ Sumber ari FB ] About roslanTv Tarekat Ut wisi enim ad minim veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat. Duis autem vel eum iriure dolor in hendrerit in vulputate velit esse molestie consequat, vel illum dolore eu feugiat nulla facilisis at vero eros et accumsan et iusto odio dignissim qui blandit praesent luptatum zzril delenit augue duis.
ArticlePDF Available Abstractp>Hakikat ibadah haji pada dasarnya adalah suatu tindak mujahadah upaya jiwa yang sungguh-sungguh untuk memeperoleh kesadaran musyahadah penyaksian. Yakni proses kegigihan seorang hamba mengunjungi Baitullah sebagai sarana bertemu liqaโ dengan Tuhan. Ibadah Haji adalah simbol kepulangan manusia kepada Tuhan yang Maha Mutlak. Oleh karena itu, niatkan haji hanya semata-mata karena Allah Swt. Pakailah pakain kejujuran dan buang jauh-jauh sifat keangkuhan, kebanggaan dan semua atribut label yang biasa melekat pada diri. Manusia harus menjadikannya titik orientasinya hanya kepada Allah QS. Al-Anโam162- 163, sebagaimana yang digambarkan ketika sedang thawaf. Bahwa kita bagian dari seluruh jagad raya yang selalu tunduk dan patuh kepada Tuhan. Sekaligus gambaran akan larut dan leburnya manusia dalam hadirat Ilahi al-fanaโfi Allah . Saat menyembelih kurban niatkan untuk menyembelih โnafsu kebinatanganโ yang ada dalam diri. Sifat egoisme, dehumanisme, sifat kerakusan, keserakahan, ketamakan dan sifat-sifat buruk lainnya. Keberhasilan ibadah haji bukan dilihat dari berapa kalinya seseorang menunaikannya. Akan tetapi lebih ditentukan oleh kesadaran musyahadahnya kepada Tuhan. Karena musyahadah inilah yang akan membentuk visi kemanusiaan, keadilan dan solidaritas sosial. Kesadaran yang demikian akan membentuk manusia yang arif . Yakni manusia yang mampu memberikan kesejukan, kecintaan, kebenaran dan keadilan di muka bumi sehingga mampu membersihkan dari unsur-unsur duniawi dan membangunnya di atas batin yang tulus dan suci. Dengan demikian, keadilan kejujuran dan kemanusiaan sejati akan mudah tersemai di bumi. atpun selain daripada Allah, agar mereka Mahsyar adalah sebuah padang yang sangat panas dan menyengat, di mana manusia ditimpa perasaan resah dan gelisah, karena akan ditimbang kadar amal perbuatannya. Bagi orang yang timbangan amalnya buruk, mereka berharap bisa hidup kembali ke dunia untuk bersedekah dan beramal shaleh QS. Al-Mukminun[23] 99 - 106.๎พ๎ผ๎ท๎ฝ๎ด๎พ๎ฃ๎พ๎ผ๎
ป๎๎ผ๎๎ฝ๎๎๎บ๎๎ผ๎ต๎พ๎ด๎ผ๎
ผ๎๎พ๎ผ๎ท๎๎
ฟ๎พ๎ ๎๎ ๎๎พ ๎ผ ๎
ผ ๎ ๎ฝ๎ ๎๎
ผ๎ผ๎๎ผ๎
ฏ๎๎พ๎ผ๎ต๎ธ๎พ๎
บ๎๎พ๎น ๎พ๎๎พ ๎ผ๎ง๎ ๎ฝ๎๎ผ๎ต๎๎
ธ๎ผ๎๎๎ ๎ฆ๎ด๎ผ๎ฏ๎ผ๎
ฝ ๎๎๎๎๎๎พ๎ด๎๎ฝ๎ฏ ๎พ๎
ฑ๎๎ค๎๎ ๎ฆ๎๎ผ๎ค๎๎ผ๎ฒ๎พ๎ผ๎
ป๎ ๎ฝ๎๎๎๎ผ ๎๎๎๎๎ฝ๎ ๎ฝ๎๎ผ๎๎ผ๎
ฒ๎ผ๎๎๎ผ๎๎พ ๎ผ๎
ฑ๎๎๎ผ๎ฃ๎พ๎๎ ๎๎๎๎๎ผ๎
ฒ ๎๎๎ง๎๎๎๎ผ๎ด๎๎ฝ๎
ฝ๎ผ๎๎พ ๎ผ๎๎ผ๎๎ผ๎๎ ๎ผ๎ฝ๎ผ๎ถ๎๎ป๎๎พ๎๎ผ๎
พ๎๎๎ผ๎๎ ๎๎ ๎ฝ๎ท๎ผ๎ถ๎๎ธ๎ผ๎
ฎ๎ ๎ผ๎๎พ ๎ผ๎๎
ฟ๎ผ๎๎ ๎ผ๎พ๎ผ๎
บ๎๎พ๎ค๎ ๎๎ซ๎
ฝ๎๎๎ ๎พ๎
บ๎๎ผ๎๎พ๎ฑ๎ฝ๎
ฟ๎๎๎ผ๎ฃ๎พ๎ผ๎ผ๎
บ ๎๎๎ง๎ง๎๎๎ผ๎ด๎๎ฝ๎
๎ผ๎ฏ๎๎๎ฝ๎๎๎พ๎ณ๎๎๎ผ๎๎ ๎๎๎ผ๎
ฝ๎พ๎๎ ๎บ๎ก๎ผ๎ฅ๎๎๎ผ๎
ฎ๎๎ ๎พ๎ท๎พ๎ฃ๎๎ผ๎ค๎ผ๎ถ๎๎๎พ๎
พ๎ผ๎ถ ๎จ ๎ ๎พ๎
บ๎ ๎๎๎ฝ๎ท ๎ผ๎๎ฝ๎ฑ๎
ฟ๎ผ๎๎๎๎ถ๎ฝ๎ ๎พ๎ ๎ผ๎
ณ๎ ๎ผ๎๎๎พ๎๎๎
ฝ๎๎ ๎ผ๎๎พ๎๎๎ฎ๎ผ๎
ฝ๎ถ๎ฝ๎บ๎ผ๎
บ๎๎ฝ๎๎ฝ๎ถ๎๎พ๎ฅ๎๎ผ๎๎ผ๎
พ๎ ๎๎ ๎๎ฑ๎ผ๎
ณ๎ ๎๎๎ผ๎
พ๎ผ๎ถ ๎๎๎ง๎ฎ๎๎๎ผ๎ด๎ ๎ฝ๎๎พ๎ด ๎๎ฑ๎ฝ ๎๎๎๎ ๎ฝ๎๎ฝ๎๎ ๎ผ๎๎พ๎๎๎ฎ๎ผ๎
ฝ๎ถ๎ฝ๎บ๎ผ๎
บ๎๎ฝ๎๎ฝ๎ถ๎๎พ๎ฅ๎๎ผ๎๎ผ๎
พ๎ ๎๎๎ผ๎ด ๎ฝ๎ฒ๎ผ๎
ฐ๎๎ ๎ผ๎ต๎ผ๎
บ ๎พ ๎ผ๎ท๎พ๎
ฎ๎๎๎ฝ๎๎ถ ๎ฝ๎ณ๎ผ๎
บ๎ ๎๎ ๎ฝ๎ณ๎๎ธ๎ผ๎ด๎ผ๎
ธ๎ ๎๎๎ผ๎ด๎๎๎ฝ๎
ฏ๎๎ ๎พ๎
ฏ๎พ๎ผ๎๎๎ ๎๎ ๎ฝ๎ณ๎ผ๎
ฏ๎ ๎๎๎ผ๎
ฝ๎ผ๎๎๎๎ง๎ฏ๎๎๎ผ๎ด๎๎ฝ ๎พ๎๎พ๎ผ๎
ผ๎๎พ๎ผ๎ท๎ธ๎พ๎
บ๎ ๎๎๎ฝ๎๎ผ๎ถ๎๎ฝ๎ค๎พ๎๎ถ๎
ฝ๎๎๎ฝ๎๎ฝ๎ท๎ผ๎๎ ๎ฝ๎
ฑ๎ฝ๎ถ๎ ๎ฝ๎๎ผ๎ฑ๎๎ด๎ผ๎
ฏ ๎๎๎ง๎ฉ๎๎๎ผ๎ด๎ถ๎ฝ๎๎พ๎
ฝ๎พ๎ผ๎
ณ๎ ๎ผ๎๎๎ถ๎ผ๎ท๎ผ๎
ฑ ๎๎ง๎ช๎๎๎ผ๎๎ฆ๎
ฝ๎พ ๎ผ๎ค๎๎พ๎น๎
พ๎๎๎ผ๎
ป๎๎พ๎๎ถ๎ฝ๎
ผ๎ผ๎ถ๎๎พ๎ผ๎ถ๎ฝ๎
ฏ๎ผ๎๎๎ฒ ๎พ๎
ต๎๎พ๎ผ๎ถ๎๎ธ๎ผ๎ด๎ผ๎
ธ๎ ๎๎๎ผ๎๎ผ๎ด๎ผ๎
น๎๎พ๎ผ๎ถ๎๎
ฎ๎ผ๎ค๎๎๎๎ฝ๎
ฝ๎พ๎ผ๎
ป ๎๎๎ง๎ซ๎๎๎ผ๎ด๎๎ฝ๎
ฎ๎ฆ๎๎ผ๎ณ๎ฝ๎
ฏ๎Artinya Demikianlah Keadaan orang-orang ka๎ฟr itu, hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, Dia berkata Ya Tuhanku kembalikanlah aku ke dunia ๎๎ Barangsiapa yang berat timbangan kebaikannya, Maka mereka Itulah orang-orang yang dapat keberuntungan. ๎๎ dan Barangsiapa yang ringan timbangannya, Maka mereka Itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahannam. ๎๎ muka mereka dibakar api neraka, dan mereka di dalam neraka itu dalam keadaan cacat. ๎๎ mereka berkata Ya Tuhan Kami, Kami telah dikuasai oleh kejahatan Kami, dan adalah Kami orang-orang yang sesat.โKetika engkau pergi ke Muzdalifah dan mencapai keinginanmu, apakah engkau sudah meniadakan semua hawa nafsumu?โ โTidak.โ โBerarti engkau tidak pernah pernah ke Muzdalifah.โ Saat di Muzdalifah redamlah semua hawa nafsumu. Akuilah segala kesalahan dan mendekatkan diri kepada Allah. Kemudian mengumpulkan senjata untuk menghadapi musuh utama manusia yaitu setan. โSaat engkau datang ke Mina, apakah semua keinginanmu sirna?โ โTidak.โ Berarti engkau belum pernah mengunjungi Mina.โ Saat di Mina lemparkan semua Istianah40Esoterik Jurnal Akhlak dan Tasawuf Volume 2 Nomor 1 2016pikiran-pikiran kotor yang menyertai, segala nafsu badani, dan semua perbuatan tercela. Mina dalam bahasa Arab berarti cita-cita. Artinya, untuk menggapai cita-cita luhur dan derajat yang tinggi di sisi-Nya, manusia harus mampu mengendalikan hawa nafsunya agar tunduk dan patuh hanya kepada Allah. โKemudian ketika engkau melempar jumrah, apakah engkau telah melemparkan pikiran-pikiran hawa nafsu yang menyertaimu?โ โTidak.โ โBerarti engkau belum melempar jumrahโ. Lemparkan semua pikiran-pikiran kotor dan segala nafsu badani, kerendahan dan kekejian dan perbuatan tercela lainnya. Melempar jumrah merupakan lambang perlawanan manusia melawan terhadap penindasan dan kebiadaban. Di Mina manusia harus dapat membebaskan dirinya dari setiap perbudakan, membuang ketamakan, dan mengalahkan sifat kebinatangan. Ada tiga berhala yang harus dilawannya, yaitu berhala yang ada di Jumrah Ula, Jumrah Wustha, dan Jumrah Aqabah. Ketiga berhala itu melambangkan kekuatan-kekuatan setan yang setiap saat dapat menyerangnya. Adapun berhala yang pertama yang harus diserang adalah Firโaun yang melambangkan penindasan, Qarun Kroesus adalah lambang kapitalisme dan Balโam adalah lambang kemuna๎kan. Shariati, 1995. hal. 124.โKetika engkau sampai di tempat penyembelihan dan melakukan kurban, apakah engkau telah mengurbankan segala hawa nafsumu?โ โTidak.โ โBerarti engkau tidak berkurban.โ Saat menyembelih kurban sebagai simbolisasi jihad akbar, maka sembelihlah segala hawa nafsumu. Niatkan untuk menyembelih โnafsu kebinatanganโ yang ada dalam diri. Sifat egoisme, dehumanisme, sifat kerakusan, keserakahan, ketamakan dan sifat-sifat buruk lainnya yang merupakan kumpulan sifat-sifat kebinatangan yang bersemayam di dalam diri. Menyembelih hawa nafsu berarti kembali berpihak kepada hati nurani yang diterangi cahaya keilahian. Sebab hawa nafsu merupakan pangkal lahirnya segala bentuk kesesatan dan kedhaliman QS. Yusuf [12] 53.๎ฉ๎ซ ๎ฐ๎ฑ๎๎ฒ๎๎ณ๎๎
๎ฐ๎๎
๎๎๎ ๎๎ด ๎๎ ๎ต๎ถ ๎๎
๎๎๎๎ท ๎ ๎ธ๎๎ ๎ต๎ถ ๎๎
๎ ๎๎น๎๎
๎ฟ๎๎ ๎๎๎๎ท ๎๎บ๎ธ๎๎๎๎๎ป๎ ๎ต๎ก ๎ผ๎ฝ ๎๎
๎ฟ๎๎๎๎ ๎๎ ๎๎พ๎ฟ๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎ท ๎ ๎ธ ๎๎๎ฟ๎๎๎ ๎๎๎๎ ๎๎ต๎ ๎๎ ๎ธ๎ฟ ๎๎๎๎ ๎
Artinya dan aku tidak membebaskan diriku dari kesalahan, karena Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha menundukkan hawa nafsu berarti menyadarkan kita akan keberpihakan kepada hati yang diterangi cahaya Ilahi. Dengan kesadaran demikian , orientasi hidup manusia akan selalu berpihak kepada kebenaran, keadilan dan kemanusiaan yang didasarkan pada semangat keikhlasan. Gusmian, 2006, hal. 128.Menurut para su๎, bahwa dalam diri manusia ada tiga kekuatan hawa nafsu. Pertama, kekuatan kebinatangan quwwatun bahimiyyah. Kekuatan ini mendorong manusia untuk mencari kepuasan lahiriyah dan kenikmatan sensual yang hedonis. Proses Haji dan Maknanya41 Esoterik Jurnal Akhlak dan Tasawuf Volume 2 Nomor 1 2016Dan yang menjadi orentasi dalam hidupnya adalah hal-hal yang bersifat profan dan duniawi. Kedua, kekuatan binatang buas quwwatun sabiโiyyah. Kekuatan ini memproduksi kesenangan-kesenangan untuk menyerang orang lain, mendengki, menghujat, memaki, dan menghancurkannya. Ketiga, kekuatan syetan quwwatun syaithaniyyah. Kekuatan ini mendorong manusia untuk membenarkan segala kejahatan yang ia lakukan dengan mengukuhkan berbagai logika dan dasar samping tiga kekuatan yang menopang hawa nafsu tersebut, Tuhan juga menganugerahkan dalam diri manusia kekuatan Tuhan quwwatun rabbaniyah. Kekuatan ini berasal dari percikan cahaya Tuhan Nur Ilahi yang terletak pada akal sehat. Jika kekuatan Tuhan ini mampu menakhlukkan tiga kekuatan hawa nafsu di atas, maka akan membentuk citra kemanusiaan yang sempurna. Sebaliknya, jika kekuatan hawa nafsu yang menjadi pemenang, maka yang akan terbentuk adalah individu yang secara ruhaniah tak lebih seperti bintang buas. Rakhmat, 1999. hal. 4.Ketiga kekuatan tersebut harus diperangi karena menyebabkan manusia kehilangan sifat-sifat kemanusiaannya. Jika manusia kehilangan sifat-sifat kemanusiaannya, maka hati, mata dan telinga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya QS. Al-Aโraf [17] 179.๎๎๎ ๎๎ ๎๎ ๎ฟ๎๎๎ ๎๎ ๎ฐ๎๎๎ ๎๎๎ ๎๎บ ๎ฟ๎๎ ๎๎๎๎ ๎ฟ ๎๎๎ต๎ ๎๎๎ ๎ ๎๎๎ฟ๎๎๎ ๎๎ ๎ฐ๎ฑ๎ ๎๎๎ ๎ฟ๎๎๎ ๎ฟ๎๎ ๎๎๎๎ ๎ฟ๎ ๎๎ต๎ ๎๎๎๎ ๎๎๎ ๎ฟ๎ ๎๎ ๎๎ ๎ฐ๎๎๎๎๎ ๎๎ ๎ฟ๎ ๎ ๎๎ ๎จ ๎๎พ๎๎๎ ๎ฟ๎๎ ๎๎ ๎๎๎
๎๎ต ๎ฟ๎๎ ๎๎
๎๎๎ ๎๎ฐ๎ ๎๎ ๎๎ ๎๎ ๎ ๎๎๎ฒ ๎๎๎๎ต ๎๎ ๎๎๎ก๎ฟ๎๎๎
๎๎ ๎ฟ๎ ๎๎ข๎๎ ๎๎ ๎๎๎๎๎๎๎๎ฃ๎๎๎๎ฟ๎๎ ๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ ๎๎๎๎๎๎ ๎ฟ๎๎ ๎ฟ๎๎๎ ๎๎๎ฃ๎๎๎๎ฟ๎๎๎๎ฟ๎๎ป๎๎ก ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ ๎ธ๎ฟ๎๎ ๎ต๎ Artinya dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami ayat-ayat Allah dan mereka mempunyai mata tetapi tidak dipergunakannya untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah, dan mereka mempunyai telinga tetapi tidak dipergunakannya untuk mendengar ayat-ayat Allah. mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang menyembelih kurban, sesungguhnya kita disadarkan kembali untuk selalu membangkitkan Quwwatu Rabbaniyyah. Artinya bahwa yang harus disembelih dan dikurbankan hakikatnya tidak hanya hewan ternak. Kambing, sapi, onta dan binatang ternak lainnya hanyalah simbol dari obyek penyembelihan kurban. Dengan merobohkan hawa nafsu, maka akan tampak keindahan Allah, dan makin besar kerinduan kepada-Nya, maka akan semakin dekat dia di adalah simbol totalisan penyerahan diri, sebagai upaya mendekatkan diri kepada Tuhan yang diiringi dengan sikap pasrah. Dengan melakukan ibadah haji mestinya memberikan kesadaran bahwa keimanan sejati dibuktikan dengan kesediaan dalam melakukan pengorbanan dengan menyembelih โnafsu kebinatanganโ. Istianah42Esoterik Jurnal Akhlak dan Tasawuf Volume 2 Nomor 1 2016โKetika engkau berlari antara Shafa dan Marwa, apakah engkau telah mencapai peringkat kesucian dan kebajikan?โ โTidak.โ โBerarti engkau tidak saโi.โ Saโi merupakan rekonstruksi peristiwa Siti Hajar mencari air dari bukit Shafa menuju Marwa. Saโi yang arti har๎yahnya adalah kesucian dan ketegaran. Ketika berdiri di bukit Shafa, sucikan ruh dan batinmu untuk menemui Tuhan pada hari pertemuan dengan-Nya dan menempatkan diri pada pengawasan-Nya dengan membersihkan perilaku di Marwa. Perjalanan saโi sebanyak tujuh kali yang diawali dari bukit Shafa dan di akhiri di bukit Marwa melambangkan bahwa manusia dalam mencapai kehidupan harus melalui usaha dengan penuh kesucian dan ketegaran. Hasil usaha manusia akan diperoleh dengan baik melalui usaha dan anugerah Allah, sebagaimana yang dialami Hajar bersama puteranya Ismaโil. Hajar adalah teladan bagi manusia, kepasrahan dan kepatuhannya yang sangat teguh yang disandarkan kepada cinta. Karena โcintaโ kepada Allah, Hajar pasrah kepada kehendak-Nya yang mutlak. Shariati, 1995. hal. 47Demikian pula dengan saโi yang merupakan simbol perjuangan yaitu sikap optimis dan dinamis dalam hidup. Kemudian berakhir di Marwa yang berarti idealnya manusia harus bersikap menghargai, bermurah hati dan saling memaa๎an. Shihab, 2001, hal. 216. Kemudian dilanjutkan dengan mencukur rambut. Waktu mencukur rambut, cukurlah aib-aibmu lahir batin. Ritual ini disebut tahallul Al-Fath [48] 27. ๎จ ๎๎๎๎๎๎ฟ ๎๎๎๎๎ข ๎๎ ๎๎๎๎ฃ ๎ ๎๎๎ ๎๎ข ๎๎๎๎ ๎ ๎๎ค ๎๎ฅ๎ ๎๎บ๎๎
๎๎ ๎๎ ๎๎ข๎๎๎ ๎ ๎๎ฆ ๎๎ ๎๎ ๎๎ ๎๎๎ง ๎ ๎๎จ๎ ๎๎บ๎ฟ ๎๎ฉ ๎๎๎๎ท ๎๎ช๎ ๎๎ ๎ ๎๎๎ ๎๎ ๎๎ซ ๎๎๎ ๎๎ฌ๎ ๎๎
๎๎ ๎๎ ๎๎ ๎๎ฅ ๎๎ ๎จ ๎๎๎ญ ๎ ๎๎ ๎๎ต๎ก ๎๎๎ก ๎๎ฎ ๎๎๎๎ ๎ ๎๎ฏ๎ ๎๎ฅ๎๎
๎ ๎๎จ๎ ๎๎ ๎๎ ๎๎ฐ ๎๎ ๎๎ข๎๎๎ฟ๎๎๎ ๎๎ ๎๎ ๎ฟ ๎๎ฑ๎๎ฅ ๎๎ ๎๎๎๎ ๎ฃ๎๎ ๎๎๎ ๎๎ ๎๎
๎๎ ๎๎ ๎๎๎๎ต ๎๎๎ฒ ๎๎ ๎ ๎๎ ๎๎ ๎๎ ๎ ๎๎ณ ๎ฟ ๎๎ ๎ ๎๎ด ๎๎ ๎๎ArtinyaSesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya, tentang kebenaran mimpinya dengan sebenarnya yaitu bahwa Sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidil haram, insya Allah dalam Keadaan aman, dengan mencukur rambut kepala dan mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut. Maka Allah mengetahui apa yang tiada kamu ketahui dan Dia memberikan sebelum itu kemenangan yang selesai ritual inilah, manusia dituntut untuk menutup mencukur aib-aibnya masa lalunya dengan membuka lembaran kehidupan baru yang lebih baik sesuai dengan tuntunan Allah. Kalau belum melakukan prosesi seperti yang dicontohkan tersebut di atas, jangan-jangan benar apa yang dikatakan oleh penyair Persia Nasher Khosrow, โSesungguhnya engkau belum menunaikan ibadah haji, engkau belum taat kepada Allah.โ Shihab, 2001, hal. 217.Pada hakikatnya ibadah haji merupakan suatu tindak mujahadah upaya jiwa yang sungguh-sungguh untuk memeperoleh kesadaran musyahadah penyaksian. Yakni proses kegigihan seorang hamba mengunjungi Baitullah sebagai sarana dan upaya bertemu liqaโ dengan Tuhan. Mujahadah sebagai sarana penghubung seorang hamba untuk bertemu dengan Tuhan. Berpakaian ihram, thawaf, saโi Proses Haji dan Maknanya43 Esoterik Jurnal Akhlak dan Tasawuf Volume 2 Nomor 1 2016dan melempar jumrah adalah sebagai sarana yang mengantarkan seorang hamba menuju Tuhannya. Sedangkan musyahadah sebagai titik orientasi dari segala prosesi tersebut, yakni tercapainya kondisi percintaan hubb antara hamba dengan Sang Khalik. Ketika musyahadah tercapai, maka yang terlihat di segala penjuru yang ada adalah โwajahโ Tuhan. Dalam perspektif su๎ kekuatan ke-aku-an akan lebur dalam ke-Maha-hadir-an Tuhan. Simbol-simbol tidak lagi menjadi penting dan puji-pujian manusia tidak lagi bermakna. Maka tujuan esensial haji bukanlah mengunjungi Kaโbah, tetapi memperoleh musyahadah sebagaimana yang dikatakan oleh para su๎. Dalam pandangan kaum su๎, boleh jadi ada yang melihat kaโbah, wukuf, saโi dan sebagainya namun tidak mencapai makna haji. Yang sama Tuhan di Makkah, bagaikan berkunjung ke rumah yang tidak berpenghuni. Dan yang tidak berkunjung ke rumah Tuhan, tetapi merasakan kehadiran-Nya, maka Tuhan telah mengunjungi rumahnya. Shihab, 2001, hal. 212-213.Menunaikan ibadah haji tidak cukup dicapai hanya dengan pergi ke Makkah. Namun aksi-aksi yang memberikan makna dan manfaat praktis bagi kehidupan umat manusia jauh lebih penting. Jika ada orang yang berkali-kali menunaikan ibadah haji ke Makkah, tetapi dalam dirinya tidak terjadi proses transformasi nilai-nilai religius artinya ia belum menunaikan panggilan Tuhan. Proses mujahadahnya ke Mekkah belum memberikan bekas sedikitpun dalam perilaku kehidupannya. Di sinilah perlu digaris bawahi bahwa keberhasilan ibadah haji bukan dilihat dari berapa kalinya seseorang menunaikannya dan bukan pula simbol atau gelar haji atau hajjah yang disandangnya, namun ditentukan oleh kesadaran musyahadahnya kepada Tuhan. Karena musyahadah inilah yang akan membentuk visi kemanusiaan, keadilan dan solidaritas sosial. Dengan melakukan ibadah haji mestinya mampu membersihkan dari unsur-unsur duniawi dan membangunnya di atas batin yang tulus. Haji yang demikianlah yang pantas mendapat gelar haji yang mabrur, haji yang berhasil melakukan musyahadah dengan Tuhan dan mampu memberikan kebaikaan birr, menaburkan kedamaian di muka bumi. Maka pantaslah surga sebagai makna prosesi haji yang demikian indah. Haji merupakan kumpulan simbol-simbol yang maknanya sangat dalam. Mestinya sebagai tamu Allah perlu menghayati makna-makna terdalamnya. Sehingga ibadahnya tidak hanya sekedar menggugurkan kewajiban dan bahkan dianggap sebagai ibadah paripurna. Makna-makna prosesi haji perlu dihayati dan diamalkan secara baik dan benar. Dengan demikian akan mengantarkannya menjadi manusia yang mampu keluar dari hegemoni kepentingan hawa nafsu yang cenderung menjauhkan diri dari Allah. Sehingga mampu memberikan kebaikaan birr, menaburkan kedamaian di muka bumi. Istianah44Esoterik Jurnal Akhlak dan Tasawuf Volume 2 Nomor 1 2016ReferensiAl-Qurโan al-KarimGhafur, Waryono Abdul, 2005, Tafsir Sosial Mendialogkan Teks dengan Konteks, Yogyakarta eLSAQ Islah, 2006, Surat Cinta al-Ghazali Nasihat-nasihat Pencerah Hati, Bandung Nurcholis, 1997, Perjalanan Religius Umrah dan Haji, Jakarta ParamadinaMaktabah SyamelaRakhmat, Jalaluddin, 1999, Meraih Cinta Ilahi Pencerahan Su๎stik, Bandung PT Remaja Rosdakarya Shihab, M. Quraish Sihab, 1999, Membumikan al-Qurโan, Bandug 2001, Lentera Hati Kisah dan Hikmah Kehidupan, Bandung Mizan. Shariati, Ali, 1995, Haji, Bandung Penerbit Muhammad, 2005, TaSawuf Transformatif, Sekarjalak. diakses tanggal 31 Agustus 2016 diakses tanggal 31 Agustus 2016 ... c. Thawaf, adalah mengelilingi Ka'bah yang berputar dengan berlawanan arah jarum jam. Thawaf dimulai di Hajar Aswad atau garis yang sejajar dengan Hajar Aswad [5]. d. ...Eka Fatra Arif HidayatullahRohman DijayaNuril Lutvi AzizahHajj is a special worship, which is a dream and obligation for Muslims in the world to perform it, for those who are physically and materially capable. An introduction to the pilgrimage has been obtained since the 3rd grade of Elementary School SD. The long process of the pilgrimage with various pillars and provisions contained in the procedures for its implementation often raises the disinterest of students in learning to understand and study the pilgrimage more deeply. To achieve the desired competence, many learning media have been developed, one of which is Augmented Reality AR technology. Augmented Reality AR is a technology that allows you to integrate 3D objects into a real environment. Based on this problem, the author makes an application about the introduction and pillars of the pilgrimage based on Augmented Reality using the Markerless method. Making applications using Blender software as a modeler and Unity 3D as an application maker. It is hoped that this application can introduce Augmented Reality into the world of education, and help students, especially elementary school children, get to know the pillars of Hajj better.... Experts disseminate health advice. e. Directions to and from home in a safe manner Istianah, 2017 The communication system related to services carried out in the implementation of the Hajj is in accordance with the Law of the Republic of Indonesia No. 8 of 2019 concerning the Implementation of the Hajj and Umrah Worship, which states that one of the objectives of organizing the Hajj and Umrah is to provide guidance, service, and protection to Hajj and Umrah pilgrims. Umrah pilgrims so that they can perform their worship in accordance with Shari'a law. ...Ahmad Tamrin Sikumbang Syukur KholilRubino RubinoFarhan IndraThis article discusses the role of communication in attracting Hajj pilgrims to North Sumatra. This article examines the steps taken by the North Sumatra Province Ministry of Religion to implement a communication system in terms of services and pilgrim protection guarantees. This article's research employs a descriptive method with a qualitative approach. Interviews were conducted with several informants who were considered qualified to answer this topic within the Ministry of Religion of North Sumatra, including the Jemaah Haji from North Sumatra. Literature studies and documentation are two other methods for gathering data. Data processing and analysis techniques were applied in three stages data reduction, data presentation, and conclusion drawing. According to the findings of this study, the Ministry of Religion has ensured a fair, professional, and accountable implementation of the Hajj by prioritizing the interests of the congregation, and general and special services for disabled people. Meanwhile, both domestically and in Saudi Arabia, coaching takes the form of practice. Furthermore, the Ministry of Religion has put legal safeguards in place to ensure the safety of Hajj pilgrims.... Furthermore, the essence of the Hajj pilgrimage is basically an act of mujahadah an earnest effort of the soul to gain awareness of musyaadah witness, which is the process of perseverance of a servant visiting Baitullah the house of God as a means of meeting liqa' with God. Hajj is a symbol of a person's return to God the Absolute Istianah, 2017. Thus, religion as a fact and history has a symbolic and sociological dimension as an abstract domain structure independent of space and time Zainuddin, 2013. ... Mustaqim PabbajahM TaufiqHidayat PabbajahZainal SaidThis study discusses the contestation of Islamic identity and local traditions of the Bugis-Makassar people in socio-religious life. Tradition contains a belief with form and practices that can still be traced to the present. In this case, the identity of the hajj pilgrimage attached to Muslims has been adapted to the Bawakaraeng Hajj community in the South Sulawesi region. The current research employed a qualitative descriptive approach and field-based data collection techniques by conducting observations and interviews with key informants about the Bawakaraeng community. It was found that the Bugis-Makassar practice of carrying out a series of rituals on the summit of Mount Bawakaraeng is an old tradition indicating a contestation between Islamic identity and local traditions. The term Hajj, which is attached to the Bawakaraeng pilgrimage, is a media construct, alluding to the mainstream Hajj, due to the strong influence of Islamization in South Sulawesi. Contestation takes place in three forms. First, mild contestation that shows religion and tradition accept and complement each other. Second, open contestation that distinguishes religious practices and traditions. Third, contestation that seeks to impose influence upon one another - a frontal conflict between religion and local traditions. This paper suggests that the study of Islam and culture in Indonesia, as a multicultural nation, still needs to be explored contextually and comprehensively as an ever-changing social MadjidMadjid, Nurcholis, 1997, Perjalanan Religius Umrah dan Haji, Jakarta Paramadina Maktabah SyamelaM Quraish ShihabSihabShihab, M. Quraish Sihab, 1999, Membumikan al-Qur' an, Bandug Mizan.
hakikat haji menurut ilmu makrifat